Menghadirkan panorama yang memanjakan mata, inilah sebagian dari ranah minang yang menawlan. Jika di Papuafsa ada Raja Ampat, maka Sumatera Barat memiliki Pesisir Selatan Mandeh, salah satu wilayahnya adalah Nagari Sungai Pinang.
Perahu warna warni yang berjejer dengan jala-jala yang disiapkan di atasnya, semakin menghidupkan pemandangan pantai yang sungguh estetik ini. Mata pencaharian penduduk Nagari Sungai Pinang adalah nelayan dan petani, karenanya desa ini juga dikenal sebagai kampung nelayan.
Jika kondisi air laut sedang surut, kita bahkan bisa berjalan kaki hingga sedikit menjauh dari bibir pantai. Selain di atas air, pemandangan di bawah laut pun tidak kalah menakjubkan. Terumbu karang serta beraneka biota laut yang masih yang masih terjaga kelestariannya benar-benar menghidangkan sajian mata yang sangat menyenangkan.
Keindahan Nagari Sungai Pinang yang lestari ini tidak terlepas dari peran masyarakatnya. Adalah David Hidayat, pemuda Desa asli Sungai Pinang ini menjadi salah satu generasi muda yang memberikan perubahan besar di bidang lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Kepedulian atas kondisi di desa kelahirannya membuat hati pemuda ini tergerak untuk mengupayakan perbaikan di lingkungannya.
Gerakan apa yang dilakukan David bersama komunitasnya dan bagaimana perjalanan usaha mereka dalam berkhidmat pada masyarakat dan menjaga bumi tetap selamat, mari kita telusuri bersama.
David Hidayat Sang Pemuda Nagari yang Cinta Negeri
Kita berkenalan lebih dulu dengan bang David ya pembelajar. Ia adalah pemuda asli Nagari Sungai Pinang. Pria kelahiran 27 Agustus 1987 ini menamatkan kuliah di Universitas Bung Hatta Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan. Awalnya ia berniat mendirikan klub selam di kampung halamannya, namun hatinya kemudian tergerak untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk negerinya.
Sejak lahir, David tinggal di Sungai Pinang hingga lulus sekolah dasar. Mencari pendidikan yang lebih baik, ketika masuk SMP, orangtuanya mulai menyekolahkannya di kota Padang. David pun bersekolah di Padang hingga kuliah. Namun, ia masih sering mengunjungi desa kelahirannya itu. Keyakinan akan potensi yang dimiliki Sungai Pinang dan semangat membangun wilayahnya membuat David enggan meninggalkan nagari yang dicintainya itu.
Perhatiannya kepada desa Sungai Pinang dan penduduknya, karena ia pun merasakan minimnya dampak pembangunan serta fasilitas dan sarana prasarana di desanya. Alih-alih mengeluhkan kondisi atau pergi dan menetap di kota, ia lebih memilih memperjuangkan apa yang bisa ia lakukan untuk membangun nagari.
Seperti yang dikatakannya, lebih baik menyalakan lilin, daripada mengutuk kegelapan.
Sungai Pinang : Nagari Nalayan nan Elok Dipandang
Sungai Pinang adalah suatu nagari yang terletak di Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Lokasinya sekitar 1 km dari Kota Padang. Ia masuk dalam Kawasan Pesisir Selatan Wisata Mandeh. Untuk menuju ke Nagari Sungai Pinang sendiri belum ada kendaraan umum yang bisa mencapai ke sana, sehingga kendaraan pribadi adalah satu-satunya pilihan. Akses yang tidak mudah ini pula menjadi penyebab terhambatnya pembangunan serta berkembangnya desa ini meski berpotensi menjadi destinasi wisata meski memiliki alam yang indah, menawan, dan menjadi magnet bagi turis asing.
Pemandangan indah, dan asri dapat terlihat dari Sungai Pinang, yang juga terdiri atas berbagai bukit-bukit, pantai, pulau-pulau, dan memberikan suguhan berupa pemandangan alam yang indah.
Nagari ini memilki lingkungan yang masih alami dan potensi ekowisata bahari. Terumbu karang di wilayah ini seluas 107,699 Ha. Tidak heran, ia amat berpotensi menjadi wilayah ekowisata dengan daya tarik keindahan alam bawah laut yang menakjubkan. Namun kurang optimalnya pengelolaan daerah serta minimnya pengetahuan masyarakat mengenai ekowisata bahari menyebabkan tidak terkelolanya daerah ini dengan baik, sehingga sedikit wisatawan lokal maupun mancanegara yang dapat menikmati alam daerah ini.
Faktor pendidikan di Sungai Pinang juga menjadi permasalahan bagi masyarakat setempat, karena masih banyak terdapat penduduk yang buta huruf sehingga membutuhkan perhatian pemerintah dalam mengatasi permasalahan pendidikan tersebut. Akses pendidikan pada nagari ini juga sangat sulit dijangkau dikarenakan jaraknya yang tidak efisien, atau sekolah-sekolah tempat anak-anak memperoleh pendidikan sangat jauh dari permukiman penduduk.
Pada umumnya penduduk di Nagari Sungai Pinang bermata pencaharian sebagai nelayan. Lautan terbentang luas di nagari tersebut, sangat menguntungkan penduduk dalam mencari nafkah. Nelayan yang pulang melaut akan menjual tangkapannya ke pasar, kemudian penghasilan yang mereka terima akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.
Ekonomi penduduk sekitar cenderung rendah, sangat menggantungkan diri dengan melaut, atau sebagai nelayan. Karena tidak mempunyai keahlian khusus dalam bidang pekerjaan lain, mereka hanya bisa menekuni pekerjaan sebagai nelayan untuk memperbaiki kehidupan ekonominya.
Abrasi : Kasih Sayang Tuhan kepada Nagari
Tahun 2014 menjadi titik tolak bangkitnya Nagari. Setiap tahunnya selalu terjadi gelombang tinggi yang menyebabkan abrasi pantai dan pemukiman warga yang berada sepanjang pinggiran pantai menjadi terancam. Abrasi terparah pernah terjadi pada tahun 2014 lalu yang menyebabkan beberapa unit rumah warga rusak dan pinggiran pantai semakin terkikis oleh air laut.
Kondisi ombak tinggi dan air lautnya sampai kedalam rumah warga sering terjadi, bahkan beberapa unit rumah warga telah rusak parah dan tidak bisa ditempati lagi.
Sebagian warga mengaku sangat cemas ketika ombak sangat tinggi dan aliran air laut telah sampai kerumahnya. Namun mereka tetap bertahan dirumah tersebut karena tidak ada lagi pilihan. Ketika ombak tinggi sementara waktu pindah dahulu kerumah warga lainnya dan ketika situasi ombak sudah normal maka kembali kerumahnya lagi.
Saat terjadi abrasi cukup parah di tahun 2014 ini, David yang saat itu masih kuliah, mengajak kawan-kawan mahasiswa masuk ke Sungai Pinang untuk membantu apa yang bisa dibantu. Hanya saja david belum bisa intens membantu desanya dikarenaakan saai itu ia masih harus menyelesaikan kuliahnya.
2014-2016 langkah David baru menganalisis, mendata apa saja kebutuhan di Sungai Pinang dan merencanakan apa kira-kira yang bisa dilakukan. Selalu ada hikmah, demikian pula abrasi yang terjadi. Rupanya, ia menjadi titik tolak perubahan nagari menjadi negeri yang jauh lebih baik.
Menjaga Alam Nagari : Tugas yang Tak Bisa Sendiri
Hobi menyelam yang ia tularkan kepada pemuda-pemuda nagari ini membuat mereka kemudian menyadari adanya kerusakan terumbu karang di wilayah perairan Sungai Pinang. Pemutihan (coral bleaching) akibat pemanasan global membuat terumbu karang rusak. Hampir semua koloni terumbu karang genus Acropora yang banyak berada di perairan Sungai Pinang terdampak. Setelah kelompok selam terbentuk dan peralatan tersedia lengkap, kemudian david keluar dari perangkat nagari dan fokus mempersiapkan langkahnya dalam memperbaiki kondisi laut nagari.
David sadar sepenuhnya bahwa menjaga alam nagari tak bisa ia lakukan sendiri.
Butuh kerjasama dari banyak pihak. Karenanya ia pun mendirikan komunitas bersama pemuda sungai pinang lainnya yang diberui nama Andespin (deep Desa Sungai Pinang). Rusaknya terumbu karang membuat pemuda dan warga tergerak. Bersama Andespin inilah David menggerakkan masyarakat sekitar untuk turut peduli dengan desa mereka, duduk bersama menemukan solusi.
Kerusakan terumbu karang yang terjadi membuat komunitas yang diketuai David Hidayat itu berpikir harus bergerak melakukan perbaikan. Atas dasar kesadaran untuk pemulihan yang juga berdampak pada wisata, David dan komunitasnya berembuk dengan pemuka Nagari. Pertemuan itu menjadi cikal bakal lahirnya Andespin Deep West Sumatera. Kelompok penyelam yang mendorong ekoturisme dengan menawarkan pesona pantai, aktivitas nelayan, dan bawah laut yang indah sebagai bagian dari ekosistem kawasan wisata bahari Mandeh.
Setiap langkah kebaikan tentunya akan mendapat tantangan. Begitu pula langkah David dan Andespin. Tantangan itu datang dari keraguan orangtua dan masyarakatnya sendiri. Seorang sarjana dari kota mengapa harus pulang ke desa, begitu kira-kira apa yang dipikirkan orangtua dan masyarakat sekitar David, mereka memiliki anggapan bahwa orang yang berpendidikan seperti David, paling tidak bekerja kantoran.
Selain itu, David dan teman-temannya juga perlu sabar meyakinkan orangtua dan juga masyarakat sekitar bahwasanya desa mereka punya potensi, dan mereka punya rencana kegiatan yang bisa membantu desa mereka bangkit.
Cukup sulit juga awalnya bagi David melakukan hal tersebut, namun karena ia pernah menjadi perangkat Nagari, masyarakat pun mau mendengarkannya.
Tantangan lainnya adalah minimnya support pemerintah terhadap apa yang David dan komunitasnya lakukan, meski sebenarnya itu adalah tugas pemerintah dan mereka terbantu dengan apa yang David upayakan. Padahal mereka juga butuh pendanaan dalam melakukan kegiatan, namun dengan keyakinan serta usahanya, David pun mendapat jalan.
Dalam membangun Nagari Sungai Pinang menjadi desa yang maju tentunya banyak hal yang perlu dilakukan, mengingat kondisi desa yang awalnya memiliki kesulitan akses masuk serta pendidikan masyarakatnya yang cenderung rendah. Namun itulah justru yang menjadi semangat David dan kawan-kawannya, harus ada perubahan.
Setelah melakukan penelitian, mendata serta menganalisa kondisi wilayah mereka dengan kekayaan luar biasa namun ancaman alam yang tidak mudah pula, inilah sebagian kegiatan yang David dan Andespin upayakan
Selain itu, David juga melakukan upaya penanaman dan perawatan terumbu karang, mengingat beberapa terumbu karang rusak akibat pemanasan global. Teknik yang dilakukan David bergantung pada jenis terumbu karang. Umumnya yang sering dilakukan David dan kawan-kawan Andespin adalah dengan transplantasi bibit debgan membuat struktur besi yang diberi pemberat beton, kemudian mengikat terumbu karang di struktur tersebut dan meletakkannya pada lokasi tertentu di laut. Awalnya mereka secara random mencari lokasi terumbu karang, namun kemudian pemerintah setempat juga turut memberikan saran.
David dan kawan-kawan juga melakukan pemantauan terhadap perkembangan terumbu karang ini. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Andespin bersama mahasiswa, pertumbuhan terumbu karang ini hanya sekitar 1-2 cm tiap tahunnya. Meskipun lambat, David yakin apa yang ia lakukan kini akan berarti besar di masa depan.
Kini, kawasan yang ditanami 20 ribu bibit terumbu karang yang diinisiasi David bersama kelompoknya itu, dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai objek wisata hingga penelitian.
Tidak semua warga bisa ikut andil dalam konservasi terumbu karang, karena dibutuhkan keahlian menyelam. Namun David menemukan cara agar bisa memberdayakan sebagian besar masyarakat yang bisa bertani sekaligus menjaga alam dengan budidaya mangrove.
Edukasi dan sosialisasi yang dilakukan david beserta komunitasnya dengan sabar dan telaten akhirnya Mampu menggerakkan masyarakat untuk terlibat aktif dalam budidaya mangrove. Dengan bantuan CSR Perusahaan yang ikut serta dalam konservasi mangrove, David memberdayakan penanaman mangrove ini dengan insentif. Karenanya, masyarakat pun semangat menanam dan menjaga mangrove tetap lestari karena mereka juga mendapat keuntungan dengan itu. Mendapat pemasukan dan menjaga rumah mereka dari abrasi, adalah benefit ganda sekaligus yang bisa diperoleh.
Kerja keras David dan warga, akhirnya memberikan hasil. Hutan mangrove di pesisir Sungai Pinang mulai menghijau. Penanaman bibit mangrove ini pada akhirnya membentuk laboratorium hidup hutan mangrove yang mengundang baik para wisatawan, mahasiswa, ataupun peneliti yang tertarik akan konservasi alam ini.
Kedatangan bermacam orang ke hutan mangrove di Sungai Pinang, selain meningkatkan perekonomian warga, juga berdampak pada minat kepada pendidikan yang lebih tinggi. Semakin banyak mahasiswa yang berkunjung, maka semakin tercerahkan pula wawasan warga sekitar.
Pada tahun 2022 David beruntung mendapatkan apresiasi SATU Indoneia Awards untuk kategori lingkungan. Usaha David dalam menyelamatkan pesisir pantai mendapatkan apresiasi dari Astra
Memang tepat, SATU Indonesia Awards Astra sudah menemukan generasi muda yang penuh semangat dan inovatif seperti David Hidayat.
Cita-cita David terhadap masyarakatnya belum selesai, meski untuk saat ini dirinya cukup bersyukur. Namun ia tak akan berhenti dan akan terus melanjutkan pembangunan lingkungan sesuai dengan apa yang diharapkannya, diantaranya bisa memiliki taman bawah laut dan taman hidup mangrove.
“Secara pribadi saya memang puas dengan kegiatan kami perbuat tapi tidak harus berhenti di sini, kami akan tetap lanjut berkegiatan,”tegas David Hidayat.
Seperti yang David katakan, lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Begitu pula harapannya para pemuda negeri ini, bergerak bangkit, melakukan segala apa yang bisa dilakukan untuk menggapai masa depan yang lebih bersinar.
Kerusakan terumbu karang yang terjadi membuat komunitas yang diketuai David Hidayat itu berpikir harus bergerak melakukan perbaikan. Atas dasar kesadaran untuk pemulihan yang juga berdampak pada wisata, David dan komunitasnya berembuk dengan pemuka Nagari. Pertemuan itu menjadi cikal bakal lahirnya Andespin Deep West Sumatera. Kelompok penyelam yang mendorong ekoturisme dengan menawarkan pesona pantai, aktivitas nelayan, dan bawah laut yang indah sebagai bagian dari ekosistem kawasan wisata bahari Mandeh.
Selalu ada Tantangan
Setiap langkah kebaikan tentunya akan mendapat tantangan. Begitu pula langkah David dan Andespin. Tantangan itu datang dari keraguan orangtua dan masyarakatnya sendiri. Seorang sarjana dari kota mengapa harus pulang ke desa, begitu kira-kira apa yang dipikirkan orangtua dan masyarakat sekitar David, mereka memiliki anggapan bahwa orang yang berpendidikan seperti David, paling tidak bekerja kantoran.
Selain itu, David dan teman-temannya juga perlu sabar meyakinkan orangtua dan juga masyarakat sekitar bahwasanya desa mereka punya potensi, dan mereka punya rencana kegiatan yang bisa membantu desa mereka bangkit.
Cukup sulit juga awalnya bagi David melakukan hal tersebut, namun karena ia pernah menjadi perangkat Nagari, masyarakat pun mau mendengarkannya.
Tantangan lainnya adalah minimnya support pemerintah terhadap apa yang David dan komunitasnya lakukan, meski sebenarnya itu adalah tugas pemerintah dan mereka terbantu dengan apa yang David upayakan. Padahal mereka juga butuh pendanaan dalam melakukan kegiatan, namun dengan keyakinan serta usahanya, David pun mendapat jalan.
Langkah David dan Andespin Membangun Negeri
Dalam membangun Nagari Sungai Pinang menjadi desa yang maju tentunya banyak hal yang perlu dilakukan, mengingat kondisi desa yang awalnya memiliki kesulitan akses masuk serta pendidikan masyarakatnya yang cenderung rendah. Namun itulah justru yang menjadi semangat David dan kawan-kawannya, harus ada perubahan.
Setelah melakukan penelitian, mendata serta menganalisa kondisi wilayah mereka dengan kekayaan luar biasa namun ancaman alam yang tidak mudah pula, inilah sebagian kegiatan yang David dan Andespin upayakan
1. Konservasi Terumbu Karang
David dan kawan-kawan di Andespin memberikan fokus pada konservasi terumbu karang. Edukasi pun dilakukan pada masyarakat sekitar mengenai cara menangkap ikan yang ramah lingkungan. Dengan begitu, nelayan pun diuntungkan karena biota laut akan semakin anyak, ikan pun akan mudah didapat jika terumbu karangnya terjaga.Selain itu, David juga melakukan upaya penanaman dan perawatan terumbu karang, mengingat beberapa terumbu karang rusak akibat pemanasan global. Teknik yang dilakukan David bergantung pada jenis terumbu karang. Umumnya yang sering dilakukan David dan kawan-kawan Andespin adalah dengan transplantasi bibit debgan membuat struktur besi yang diberi pemberat beton, kemudian mengikat terumbu karang di struktur tersebut dan meletakkannya pada lokasi tertentu di laut. Awalnya mereka secara random mencari lokasi terumbu karang, namun kemudian pemerintah setempat juga turut memberikan saran.
David dan kawan-kawan juga melakukan pemantauan terhadap perkembangan terumbu karang ini. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Andespin bersama mahasiswa, pertumbuhan terumbu karang ini hanya sekitar 1-2 cm tiap tahunnya. Meskipun lambat, David yakin apa yang ia lakukan kini akan berarti besar di masa depan.
Kini, kawasan yang ditanami 20 ribu bibit terumbu karang yang diinisiasi David bersama kelompoknya itu, dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai objek wisata hingga penelitian.
2. Budidaya Mangrove
Edukasi dan sosialisasi yang dilakukan david beserta komunitasnya dengan sabar dan telaten akhirnya Mampu menggerakkan masyarakat untuk terlibat aktif dalam budidaya mangrove. Dengan bantuan CSR Perusahaan yang ikut serta dalam konservasi mangrove, David memberdayakan penanaman mangrove ini dengan insentif. Karenanya, masyarakat pun semangat menanam dan menjaga mangrove tetap lestari karena mereka juga mendapat keuntungan dengan itu. Mendapat pemasukan dan menjaga rumah mereka dari abrasi, adalah benefit ganda sekaligus yang bisa diperoleh.
Kerja keras David dan warga, akhirnya memberikan hasil. Hutan mangrove di pesisir Sungai Pinang mulai menghijau. Penanaman bibit mangrove ini pada akhirnya membentuk laboratorium hidup hutan mangrove yang mengundang baik para wisatawan, mahasiswa, ataupun peneliti yang tertarik akan konservasi alam ini.
“Akhir-akhir ini lebih banyak kunjungan ekowisata ke hutan mangrove, sehingga warga sering terlibat, baik itu untuk pendamping wisata maupun penyedia penginapan bagi wisatawan,” ungkapnya.
Kedatangan bermacam orang ke hutan mangrove di Sungai Pinang, selain meningkatkan perekonomian warga, juga berdampak pada minat kepada pendidikan yang lebih tinggi. Semakin banyak mahasiswa yang berkunjung, maka semakin tercerahkan pula wawasan warga sekitar.
Bersama Astra Membangun Masa Depan Sejahtera
Memang tepat, SATU Indonesia Awards Astra sudah menemukan generasi muda yang penuh semangat dan inovatif seperti David Hidayat.
Cita-cita David terhadap masyarakatnya belum selesai, meski untuk saat ini dirinya cukup bersyukur. Namun ia tak akan berhenti dan akan terus melanjutkan pembangunan lingkungan sesuai dengan apa yang diharapkannya, diantaranya bisa memiliki taman bawah laut dan taman hidup mangrove.
“Secara pribadi saya memang puas dengan kegiatan kami perbuat tapi tidak harus berhenti di sini, kami akan tetap lanjut berkegiatan,”tegas David Hidayat.
Seperti yang David katakan, lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Begitu pula harapannya para pemuda negeri ini, bergerak bangkit, melakukan segala apa yang bisa dilakukan untuk menggapai masa depan yang lebih bersinar.
Mengutuk kegelapan tidak akan mendatangkan cahaya, sebaliknya, sekecil apapun kita upayakan untuk bisa menerangi, meski hanya baru bisa menyalakan lilin.
Terima kasih David yang telah menyalakan lilin di nagari yang cahayanya mampu menyinari negeri. Terimakasih pula Astra yang sudah memberikan apresiasi, sebagai yang mengamati, saya pun berharap Nagari Sungai Pinang bisa dikembangkan kembali bersama David dan Astra melalui program Desa Sejahtera Astra misalnya.
salam, ummi mya
referensi:
https://berita.pesisirselatankab.go.id/berita/detail/warga-kenagarian-sei-pinang-harapkan-pemecah-ombak-atasi-abrasi
https://ekonomi.bisnis.com/read/20221231/99/1613784/menjaga-tarian-karang-dari-tepian-sungai-pinang.
http://geografi.ppj.unp.ac.id/index.php/student/article/view/435
https://ceknricek.tv/gelar-satu-indonesia-awards-2023-astra-bina-pemuda-inovatif-seperti-david-hidayat/
https://koran.tempo.co/read/info-tempo/477628/kolaborasi-peraih-aspirasi-satu-indonesia-awards
https://www.youtube.com/watch?v=phSWCtwH0Nk
https://www.mongabay.co.id/2020/12/11/upaya-komunitas-andespin-pulihkan-mangrove-di-sumatera-barat/
Proses panjang dan berat yang dilakukan dan dilalui oleh David akhirnya berbuah manis. Semiga kelak banyak muncul david lainnya di negeri ini
BalasHapusaamiin, ikut bahagia ya melihat perjuangannya membuahkan hasil
HapusKeren banget yaa, masih muda dan peduli akan kesehatan bumi. Niat baik Kak David tentu butuh support dari segi SDM maupun fasilitas. Semoga Kak David dan tim bisa terus konsisten menjaga bumi dan dapat mengajak masyarakat luas untuk selalu peduli akan kesehatan bumi.
BalasHapusbanget, inspiring ya mba, semoga kita juga bisa bermanfaat untuk lingkungan sekitar kita
HapusLebih menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan, suka sekali dengan quote ini, sikap yang mulia banget nih David Hidayat, memang butuh banyak pihak untuk bekrja sama menjaga lingkungan sekitar tapi juga butuh ide cemerlang untuk menjaganya, bravo David, semoga bermunculan David lainnya yang menginspirasi
BalasHapusUntungnya, di daerah dengan sumber daya alam yang melimpah ada anak muda yang peduli dan bergerak. Dari satu orang menular ke banyak orang. Kebaikan memang harus ditularkan. Keren.
BalasHapusSebuah kisah yang sangat mengharukan. Sangat pantas jika beliau mendapat penghargaan. Semoga banyak pemuda yang menekuni prestasi beliau supaya banyak desa yang lebih maju lagi.
BalasHapusKitaa perlu lebih banyak oemuda yg seperti Hidayat ini. Dia juga perlu menularkan kepeduliannya pada teman2nya
BalasHapusKeren sekali dengan generasi muda yang peduli untuk menjaga bumi agar tetap sehat untuk generasi mendatang
BalasHapusTerima kasih David dan kawan-kawan Andespin yang terus bergerak memnyelamatkan bumi. Penanaman terumbu karang dan mangrove itu tidak mudah. Butuh konsisten dan upaya yang luar biasa. Keren David, upayanya selamatkan Nagari dari abrasi.
BalasHapusMasih muda tapi semangat menyelamatkan buminya sangat luar biasa dan menginspirasi. Semangat terus David untuk menyelamatkan nagari dan abrasi
BalasHapusLuar biasa, ya. Zaman sekarang nyari orang yang benaran peduli lingkungan itu susah banget.
BalasHapusSemoga makin banyak pemuda seperti David Hidayat di seluruh Indonesia. Supaya hutan-hutan yang gundul kembali hijau. Alam yang rusak bisa dipulihkan.
BalasHapusIni menginspirasi banget sih. Ada pemuda yang peduli lingkungan seperti ini hingga dampaknya cukup terasa. Andai pendidikan di sana mendukung, apalagi konsenstrasinya kepada lingkungan, tentu potensinya lebih besar dan makin terjagalah lingkungan.
BalasHapusKeren sekali kinerja anak muda satu ini utk menjaga bumi. Semoga penulisan kisah ini menginspirasi muda-mudi utk juga aktif jaga bumi
BalasHapusQuotesnya bagus. Lebih baik menyalakan lilin dari pada mengutuk kegelapan, cmiiw. Karena sesungguhnya itu ngga mudah sih. Kebanyakan kita cuma bisa protas protes tapi doing nothing. Keren kak david semoga segala usahanya lancar dan terus menjadi inspirasi penjaga bumi
BalasHapusMas David keren banget perjuangannya. Bahkan Desa Nagari sempet terkena abrasi, tapi upaya tak mundur, malah jadi titik balik untuk kebangkitannya.
BalasHapusKeren banget, di kota aku ada juga salah satu orang tapi versi ceweknya nih dia bangun desa dia setelah tsunami dan akhirnya sekarang desanya jadi tempat wisata, penghargaan juga sebagai wanita inspiratif
BalasHapusPadahal, mengajak orang untuk bantu jaga lingkungan tuh susah banget.
BalasHapusDan inspirasi yang bagus dari David dan Andespin untuk jaga Hutan mangrove di pesisir Sungai Pinang. Pastinya akan lebih banyak perjuangan lagi yang menghadang, tapi David dan Andespin siap menghadapi dengan optimis agar Nagari Sungai Pinang tidak mengalami abrasi lagi.
Keren ya Astra mau peduli dalam pengembangan wilayah yang digagas pemuda daerah setempat, hingga apa yang diupayakan Kak David dan komunitasnya akhirnya bisa dinikmati mayarakat di sana. Apresiasi setinggi-tingginya buat Kak David atas perjuangannya dan Astra atas kepeduliannya bersama masyarakat membangun negeri dengan aksi nyata.
BalasHapusKeren banget David yang berhasil menemukan semangat untuk melestarikan daerahnya, Sungai Pinang, melalui Andespin Deep West Sumatera. Konservasi terumbu karang yang memang membutuhkan usaha tak sebentar pun dirintis. Mudah-mudahan usaha ini memberikan hasil yang baik ya ke depannya, terutama bagi warga dan masyarakat di pesisir sungai pinang.
BalasHapusSenang sekali membaca kisah David Hidayat ini
BalasHapusMasih muda tapi sangat peduli dengan bumi
Beruntungnya, di wilayah yang kaya sumber daya alam, terdapat generasi muda yang memperlihatkan kepedulian dan berinisiatif. Mulai dari satu individu, semangat positif ini menyebar kepada banyak orang. Memang, sikap baik perlu diwariskan. Luar biasa.
BalasHapusKita butuh banyak David Hidayat. Bismillah untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Semoga semua program yang digalakan bisa memberikan kontribusi untuk kelangsungan bumi. Semangat dan terima kasih, David Hidayat. Makasih ulasannya juga Ummi.
BalasHapusInspirasi begini makin hari makin sulit didapatkan ya kak karena nggak semua orang mau berbagi kebahagiaan demi orang lain
BalasHapusjadi penyemangat dan menginspirasi kita untuk menjaga lingkungan ini, karena bumi ini tempat kita bernaung maka sudah sepantasnya menjaga seperti yang dilakukan Bang David ini ya
BalasHapuslebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan, quotesnya insightful banget. semoga makin banyak pemuda2 berdedikasi terhadap lingkungan negeri ini seperti David Hidayat ini ya, Aamiin..
BalasHapusInspiring bnget David, niat mulianya membangkitkan kelestarian alam patut dicontoh, karena dengan kita menjaga alam tentu menjaga kehidupan kita di masa depann. Ini bisa deh jadi panutan kita sehingga alam tidak cepat rusak dn bisa dinikmati sampai kapan pun...
BalasHapusIndah sekali ya desa sungai Pinang ini apalagi sekarang juga sudah dilakukan konservasi untuk melindungi lautnya pastinya semakin indah dan semoga ke depannya transportasi ke desa tersebut bisa lebih terjangkau sehingga desa Sungai pinang bisa lebih maju lagi
BalasHapus