Bismillahirrohmaanirrohiim
Alhamdulillahiladzi bini’matihi tatimusholihaat
Betapa bersyukurnya ummi mya ketika hendak menuliskan
pengalaman berjuang melewati masa kehamilan yang luar biasa karena diiringi
dengan simfifis pubis disfungsi atau Symphisis Pubis Dysfuntion. Karena jadi ingat memang
rasanya tidak mudah, beberapa dokter ataupun bidan yang saya temui juga belum
terlalu memahami kondisi ini. Sehingga terkesan menjadi ibu hamil yang mengeluh
berlebihan karena sakit yang dirasakan. Laa haula walaa quwwata illa billah,
jika bukan karena Allah yang beri kekuatan, rasanya bener-bener pengen rebahan
saja karena bergerak rasanya sakit semua, huhuhu.
Oleh karena itu, ummi mya ingin berbagi pengalaman ini, agar
ibu hamil, barangkali ada yang merasakan hal yang sama, memahami kondisi ini,
untuk selanjutnya diserahkan ke masing-masing tergantung kondisi tingkat keparahannya,
apakah diterapi atau memilih bersabar. Paling tidak, kita memahami dulu apa
yang terjadi dengan tubuh kita.
Baiklah mari kita kenalan dulu dengan si SPD ini ya.
Apa itu Simfisis Pubis Disfungsi (Symphisis Pubis Disfunction/SPD)
Menurut Debra Rose Wilson PhD dari Walden University,
Simfisis Pubis Disfungsi adalah kumpulan gejala yang menyebabkan
ketidaknyamanan pada daerah pelvis (panggul). Dimana Sambungan sendi yang
dibuat dari jaringan padat /jaringan keras (ligamen) yang menyambungkan antara
panggul kiri dan kanan, menjadi meregang dan tidak stabil karena produksi
hormone relaxin yang meningkat selama masa kehamilan.
Kehamilan memang akan membawa perubahan pada kondisi tubuh ibu hamil, salah satunya adalah rasa ngilu pada daerah kemaluan. Hal ini akan dirasakan ibu hamil ketika melakukan gerakan tertentu seperti naik tangga, turun dari tempat tidur, atau gerakan lainnya yang berhubungan dengan otot-otot di sekitar kemaluan.
Ngilu pada tulang atau otot sekitar kemaluan yang disebut
Simfisis Pubis Disfungsi (SPD) sebenarnya normal dialami ibu hamil. Di masa
akhir kehamilan, hormon relaksin akan membuat otot panggul dan jalan lahir
merenggang untuk mempersiapkan kelahiran bayi. Namun, perenggangan ini juga
bisa menjadi terasa menyakitkan pada beberapa ibu hamil.
SPD sendiri adalah kelainan atau penyakit yang disebabkan
karena sendi yang bisa merenggang pada rongga di bagian kemaluan. Penyebab
masalah ini adalah kondisi ligamen yang seharusnya menjaga tulang panggul tetap
lurus, menjadi terlalu rileks dan renggang. Akibatnya, sendi pelvis menjadi tidak
stabil dan menyebabkan rasa ngilu pada daerah kemaluan.
Sebenarnya hormon relaxin yang meningkat adalah hal yang
wajar dan harus terjadi. Ia mempengaruhi beberapa otot seperti pinggul, perut,
dasar panggul, dan panggul. Pelonggaran yang terjadi pada otot-otot itu
dimaksudkan untuk meningkatkan jangkauan gerakan dan membantu ibu hamil saat
melahirkan nanti. Namun, hal itu juga membuat sendi-sendi sekitar panggul
menjadi tidak seimbang dan lebih bisa banyak bergerak dari biasanya. Nah, hal
inilah yang menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit tersebut.
tulang panggul dengan kondisi SPD |
Uniknya, ada bebebapa kasus ibu hamil yang sudah mengalami
gangguan SPD sejak awal kehamilannya. Padahal SPD ini cenderung dialami oleh
ibu hamil di trimester kedua hingga ketiga. Ummi mya sendiri mengalami SPD di
kehamilan ke 4 namun baru muncul di tengah trimester ke 2 dan tidak terlalu
parah sakitnya. Namun di kehamilan ke 5, SPD mulai terasa sejak trimester
pertama dan semakin bertambah usia kehamilan, bertambah parah sakitnya.
Kondisi ini sebenarnya tidak berbahaya bagi janin, tetapi
bisa sangat menyakitkan bagi ibu hamil. Pada beberapa ibu, rasa sakitnya bisa
sangat parah sehingga mempengaruhi mobilitas. Tentu saja jika kita merasa
kesakitan, maka kita tidak bisa menikmati masa kehamilan dengan nyaman.
Apa Saja Gejala SPD?
Gejala-gejala SPD dapat bervariasi bagi setiap ibu, baik
dalam hal keparahan dan bentuk rasa sakitnya. Diagnosis SPD didasarkan pada
tanda dan gejala tertentu yang mungkin ibu alami selama kehamilan atau
sesudahnya.
Gejala yang paling sering dialami adalah:
1. rasa sakit di bagian depan tulang kemaluan
2. rasa sakit di punggung bawah pada satu atau kedua sisi
3. sakit di antara anus dan vagina (perineum)
4. Rasa sakit itu kadang-kadang menjalar ke paha dan ibu mungkin
juga mendengar atau merasakan suara gerusan atau bunyi klik di pelvis
Saya sendiri paling
sering merasakan sakit di bagian depan tulang kemaluan. Ini tentu saja sangat
mengganggu dan menyulitkan ketika berjalan, apalagi ketika berjalan di area
tanjakan atau menaiki tangga, turun dari tempat tidur, berdiri lama, bangkit
dari posisi duduk, atau berkendara motor dengan jarak agak jauh.
Hal ini membuat saya kesulitan dan menjadi lamban, rasanya
ingin rebahan atau duduk-duduk saja, heu.. saya merasakan ada perbedaan karena
di kehamilan pertama rasanya baik-baik saja bahkan saya aktif ke kampus dan
berkeliling kota dalam rangka penelitian tugas akhir kuliah.
Mungkin orang akan berpikir saya adalah ibu hamil yang
malas, manja, hehehe padahal rasanya sakit jika dibuat banyak aktifitas, kita
pun inginnya tetap bisa leluasa bergerak tanpa rasa sakit kan.
Apa Penyebab SPD?
Mungkin kita akan bertanya Tanya, “Ini kenapa ya?” Beruntung
bagi saya yang mengalami kehamilan lebih
dari 1 dan sudah mengalami kehamilan yang baik-baik saja sebelumnya. Agak
kasian ketika itu merupakan kehamilan pertama, mungkin akan menganggap ya
begitulah kehamilan. Seperti teman yang
bertukar cerita kehamilan, ternyata ia mengalami SPD namun sejak kehamilan
pertamanya. Karena tidak tahu ya berpikir begitulah rasanya hamil.
Memang saat kita bercerita kepada orang lain, kadang jawaban
mereka adalah, “sudahlah, dinikmati saja, memang harus begitu.” Kita mungkin
merasa tidak dipahami. Karena memang rasanya kurang nyaman.
Sebenarnya apa sih penyebab SPD itu?
Terkadang tidak ada penjelasan yang jelas untuk penyebab
SPD. Biasanya itu adalah kombinasi dari beberapa faktor, termasuk:
1. perubahan aktivitas otot-otot di perut, panggul, pinggul
dan otot dasar panggul, yang dapat menyebabkan sendi panggul menjadi kurang
stabil.
2. Jatuh, kecelakaan, atau kelemahan sebelumnya yang telah
merusak panggul atau pinggul
3. Hormon relaxin yang dilepaskan selama kehamilan dapat
menyebabkan peningkatan kelonggaran ligamen dan otot di seluruh tubuh, membuat
sendi tidak stabil.
4. kadang-kadang, posisi bayi dapat menghasilkan gejala yang
berkaitan dengan SPD.
Nah, saya pikir, kemungkinan saya memiliki cedera panggul
yang tidak disadari. Bebrapa kali saya pernah jatuh dari motor, jatuh
terpeleset dan sebagainya. Jika kondisi hamil, memang tidak akan terasa. Namun
jika hamil, maka kombinasi dari adanya beban janin, peregangan hormom relaxin,
membuat SPD itu muncul dan semakin parah sesuai bertambahny usia kehamilan.
Ada beberapa hal yang meningkatkan risiko SPD:
1. berat badan berlebihan selama kehamilan
2. memiliki bayi besar atau bayi kembar
3. postur sehari hari yang buruk
4. aktivitas berat/ memiliki pekerjaan fisik atau beban
kerja yang berat
5. riwayat trauma pada panggul
6. telah mengalami SPD pada kehamilan sebelumnya
Bagaimana Mengatasi SPD?
Biasanya, saat saya mengeluhkan kondisi SPD ini pada dokter
atau bidan, mereka akan mengatakan :,
“Istirahat ya Bu, jangan capek-capek.” He hehe, Memang benar saat mengalami SPD ada
baiknya perbanyak istirahat, namun
apakah hanya cukup dengan istirahat, maka SPD akan hilang? Tentu saja tidak!
Istirahat akan mengurangi aktifitas sehingga tidak memperparah rasa sakit yang timbul, namun tidak menyembuhkan SPD itu sendri. Akan jauh lebih baik apabila kita mendapatkan beberapa alternatif solusi untuk membantu paling tidak meringankan gajala yang dirasakan.
Yang perlu kita lakukan saat SPD semakin parah:
1. Sampaikan ke dokter atau bidan apa yang kita alami, kalau perlu sampaikan bahwa kita mencurigai bahwa mengalami SPD ini. Dengan begitu, dokter atau bidan mungkin akan merujuk ke Fisioterapi untuk melakukan penilaian dan pemeriksaan, diikuti oleh pengobatan (jika diperlukan) dan saran tentang cara mengelola kondisi kita. KOnsultasi dengan dokter juga membantu mempersiapkan kelahiran kelak.
2. Konsultasi dengan dokter apakah boleh mengkonsumsi obat pereda nyeri apabila sakitnya tak tertahankan.
Karena kenal dengansalah satu bidan yang juga memiliki keahlian di bidang fisioterapi , yakni dengan metode PAZ (pengobatan akhir zaman) yang concern pada pembenahan rangka tulang untuk pemulihan penyakit, saya memilih berkonsultasi dengan beliau. Saat saya menyampaikan keluhan, saya merasa sangat dimengerti. Beliau bilang, “Ya Allah mba, itu kan sakit banget”. Heu heu. Akhirnya ada yang mengerti apa yang saya rasakan. Kemudian saya pun melakukan fisioterapi untuk mengurangi rasa sakitnya.
Setelah diterapi, tentu tidak langsung hilang ya, ada
gerakan yang harus diulang ulang agar terapi yang dilaksanakan bisa optimal
mengurangi rasa sakit bahkan mengembalikan kondisi menjadi baik seperti semula.
Karena, meski beberapa kondisi ibu hamil dengan SPD dapat melahirkan secara
sontan, namun posisi rangka yang benar akan memudahkan proses kelahiran.
Sebaliknya, kondisi rangka yang tidak teat akan menyulitkan.
Sejauh ini belum banyak informasi tentang apakah kondisi SPD
ini memerlukan operasi untuk proses melahirkan atau tidak. Beberapa ibu
berhasil melahirkan dengan spontan meski ada juga yang kemudian harus operasi. Kondisi
yang berbeda pada tiap ibu membuat menjadi pertimbangan
Untuk kasus saya,
mungkin terapi yang dilakukan terlalu dekat dengan waktu melahirkan. Sehingga
meski dapat mengurangi rasa sakit, namun qodarullah akhirnya harus melahirkan
dengan melewati operasi Caesar.
Untuk Ibu yang Mengalami SPD
Ibu-ibu yang mengalami SPD, tetaplah berbahagia. InsyaAllah
rasa sakitnya hanya sementara, tidak selamanya. Buah hati yang kita nantikan
akan segera kita temui. Yang kita
rasakan semoga menjadi penggugur dosa. Bisa jadi ada dosa-dosa yang belum bisa
terbersihkan melalui hal lain, maka Allah berikan rasa sakit itu agar Allah
juga bisa mengangkat dosa kita. Yang bisa kita lakukan adalah
Bersabar
Bersabar dengan kondisi yang dialami, yakinlah ini tidak
selamanya, aa yang kita alami ini menjadi sesuatu yang diharapkan sebagian
orang yang menanti buah hati, ala kulli hal kita perlu mensyukuri buah hati
yang Allah amanahkan kepada kita.
Ridho
Ridho adalah bentuk penerimaan atas apa yang sudah Allah
tetapkan untuk kita. Tidak ada daun yang jatuh tanpa seijin Allah. Demikian pula
apa yang terjadi dengan kita. Maka kita hanya perlu menjalani apa yang sudah
menjadi ketetapanNya.
Ikhtiar
Ikhtiar yang bisa dilakukan antara lain, melakukan aktivitas
harian yang lebih ringan agar tak memperburuk SPD, melakukan fisioterapi jika
memungkinkan , serta mengetahui cara melahirkan dengan lebih mudah. Konsultasikan
dengan tenaga kesehatan yang dipercaya.
Ibu juga bisa menggunakan sabuk pengaman ibu hamil yang
digunakan untuk menyokong beban perut yang makin meningkat saat kehamilan.
Tawakkal
Selebihnya, serahkan pada Allah ya ibu ibu. Allah yang
berkehendak memberikan rasa sakit, Allah pula yang bisa mengangkatnya. Dengan
mengetahui kondisi diri, memahaminya, semoga juga bisa menanganinya dengan tepat.
Untuk itu jangan sungkan bertanya atau menyampaikan apa yang dialami karena
kondisi tiap ibu hamil bisa berbeda.
Terakhir, semoga Allah mengkaruniakan jiwa yang bersih,
tenang kepada para ibu hamil sehingga bisa bersabar, ridho, serta tawakkal kepada
Allah atas apa pun kondisi yang dialami selama kehamilan. Dengan begitu, bisa
menjalani kehamilan dengan bahagia.
Salam, Ummi Mya
Posting Komentar
Posting Komentar