Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Happy weekend teman-teman! Sungguh waktu luang adalah
nikmat. Karenanya, maka waktu luang pun perlu disyukuri. Semoga kita semua
termasuk ke dalam orang yang bersyukur terhadap semua nikmat yang Allah
berikan. Walaupun ga bisa ke mana mana
bukan berarti kita tidak bisa menikmati waktu luang ya. Kita bisa mengisinya
dengan berbagai aktifitas yang bermanfaat. Weekend juga bisa kita pakai untuk
Me Time.
Ngapain aja Me Time temen temen? Kalau saya bisa baca, entah
baca buku, blogwalking, baca status medsos, eh.. :D, atau nulis-nulis konten blog kaya sekarang
ini. Nah kalo lagi me time gini enaknya tentu saja sambil ngemil,
yakan..(sejenak lupakan dulu timbangan,yang penting bahagia, kayak gitu kan
alibinya pada..hihi). Belakangan kami lagi suka banget nih sama camilan
tradisional homemade yang bisa diorder dan dianter ke rumah jadi kita ga perlu
repot-repot keluar rumah untuk mendapatkannya. Apa tuh? Kenalin ya, namanya D’Tela. Camilan tradisional sejenis keripik yang
diberi bumbu. Krispi namun tidak keras, dengan rasa pedas manis yang memanjakan
lidah. Ga kerasa, 1 bungkus tau-tau abis, hehehe.
Hasil tanya-tanya sama owner D’Tela yang kebetulan temen
sendiri, ada yang menarik nih tentang proses pembuatan D’tela, terutama tentang
pencarian bahan baku dan pemilihannya. Tentu
saja itu membuat saya semakin jatuh hati sama D’Tela ini. Apa aja yang menarik?
Ayuk lah kita cari tau.
Bahan Utama D’Tela Mengusung Ketahanan Pangan
Dari namanya uda bisa nebak kan bahan dasarnya D’Tela ini apa,
yup, bener banget. D’Tela adalah camilan ringan yang terbuat dari bahan baku
utama singkong. Tanaman dengan sebutan lain ubi kayu ini merupakan salah satu
bahan makanan pokok khas Indonesia.
Pemilihan singkong sebagai bahan baku yang hendak diolah salah
satunya adalah meningkatkan pemanfaatan singkong sebagai bahan baku lokal dan
sejalan dengan program pemerintah baik pusat ataupun daerah berkaitan dengan
upaya ketahanan pangan nasional.
Jadi menambah diversifikasi alias varian dari olahan singkong
ternyata membantu meramaikan kebutuhan akan singkong yang kemudian merangsang
petani-petani singkong untuk lebih produktif. Baik secara langsung ataupun
tidak, D’Tela turut andil dalam pengembangan singkong sebagai pangan alternatif
yang memiliki keunggulan strategis. Keren ya..
Serupa Tapi Tak Sama
Pertama kali melihat rupa D’Tela kita mungkin akan teringat
dengan camilan legend khas Solo yang namanya balung kethek, atau di daerah Jawa Tengah lainnya disebut mangleng. Ya, berbeda dengan keripik
atau ceriping, D’Tela ini memiliki rupa irisan yang memanjang.
Proses pembuatannya pun lebih rumit dibanding keripik.
Singkong yang telah dikupas, dicuci bersih, harus dikukus terlebih dahulu,
kemudian diiris tipis-tipis, baru digoreng. Itulah kenapa sensasi D’Tela ini
kriuk, renyah namun empuk. Ga bikin gigi sakit saat memakannya.
Berbeda dengan balung kethek
atau pun mangleng , D’Tela tidak
melalui proses penjemuran setelah diiris. Hal ini mempermudah proses dan
menghemat waktu produksi karena tidak perlu menunggu proses penjemuran. Namun D’Tela
tetap bisa renyah sampai ke mulut kita, hehehe.
Berkembang Bersama Pedagang Lokal Sekitar
Hal lain yang mebuat jatuh hati pada D’Tela adalah upaya
sang owner untuk memberdayakan pedagang lokal di sekitar tempatnya tinggal. Melihat
pedagang yang menyajikan beragam dagangan hasil pertanian, timbul keinginan
untuk membeli dalam jumlah yang tidak sedikit agar para pedagang pun
berkembang. Nah, membeli untuk bahan baku produksi adalah salah satu jalannya.
Singkong-singkong D’Tela dibeli dari pedagang lokal sekitar
tempat owner tinggal di pasar Krempyeng,
Dinar Mas, Meteseh, Tembalang, Semarang. Orang-orang memanggilnya dengan
sebutan Mak Tua. Bawang merah, bawang putih, cabe merah, cabe rawit juga dibeli
di sana.
'Simbiosis mutualisme' ini juga dilanjutkan dengan membuka
kesempatan reseller. Sehingga selain owner sendiri, pundi-pundi rupiah yang datang
melalui perantara D’Tela bisa didapatkan orang lain juga. Banyak manfaatnya,
itulah tujuan lain pengembangan produksi serta penjualan D’Tela.
Bahan Alami Segar Nan Bermanfaat Bagi Tubuh
Biasanya, D’Tela dikemas dalam kemasan pouch dengan berat 100gr. Range harganya sekitar 10-13 ribu
rupiah per kemasan. Mungkin akan terkesan lebih tinggi harganya jika dibandingkan
produk sejenis seperti balung kethek atapun mangleng. Ini karena ada yang
berbeda dengan bahan yang digunakan D’Tela sebagai campuran bumbunya.
Jika pada umumnya produk sejenis menggunakan gula pasir dalam
bumbunya, maka tidak dengan D’Tela. Selain mengusung produk bahan dasar lokal,
D’Tela juga merupakan produk non MSG, non pengawet, non pewarna, dan juga non
gula pasir. Manis dalam bumbu D’Tela menggunakan gula aren. Inilah yang membuat
harga D’Tela cenderung lebih tinggi sedikit, namun masih sangat terjangkau dan
cukup worth it ya.
Bumbu-bumbu yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai, gula aren, garam, diolah hingga terkaramelisasi dan disatukan dengan irisan singkong yang telah digoreng sehingga bumbu melekat dan menyatu dengan singkong renyah tadi. Butuh mencapai konsistensi alias kekentalan bumbu yang tepat untuk menyatukannya dengan irisan singkong yang telah digoreng agar tidak menjadikan singkong melempem dan tidak kriuk lagi. Heu susah ya, makanya saya ga ada pikiran untuk buat sendiri, hehehe.
Selain kemasan personal untuk pribadi, D’tela juga bisa banget loh dikemas cantik untuk hantaran silaturahmi ke kerabat atau bawaan untuk berkunjung ke teman. Selain rasa pedas manis, D’Tela juga ada varian cokelat yang menggunakan dark chocholate compound untuk balutannya, asik kan. Jadi si kecil ga ngiri lagi kalo liat kita ngemil D’Tela. Karena bisa sama-sama makan meski dengan varian rasa yang berbeda.
Ohya, D’Tela ini adalah salah satu varian produk dari Rumah
Produksi Djawa Food yang memiliki produk unggulan Minuman Gula Asem selain D’tela
ini. Gula Asemnya juga berkualitas, matching banget loh buat temenin D’Telanya.
Manis pedas renyahnya D’Tela bersanding dengan segar asam manisnya gulo
asem..mmm.. kamu mau coba? Bisa intip info dan kontak ownernya lewat IG mereka
di sini ya.
Baiklah, demikian sedikit cerita di balik renyah nikmatnya D’Tela.
Bahkan dari camilan ringan kita bisa belajar, menjadi apapun, berusahalah,
menjadi yang banyak manfaatnya..
Salam,
Ummi Mya
Wah cantik euy kemasannya, emang cocok banget kalo dijadiin hampers. Keripik singkong itu banyak fansnya mbak. Duh gatel tanganku, pengen ngadoin iini wkwk
BalasHapusApart from the “normal” roulette variations, you can to|you possibly can} usually find live casino roulette tables. They permit gamblers to play against 1xbet korea one another while being accompanied by an actual croupier. You can find different live roulette variations, such as European, French, or American roulette.
BalasHapus