Dipikir pikir..jadi Ibu Rumah Tangga itu nggak berarti cita-cita awal itu nggak kesampaian (emang siapa yang nggak kesampaian πππ)
Gini nih...dulu waktu SD saya penah pengen jadi dokter (mungkin kebanyakan denger lagu susanπ ), sempet ikut audisi (nggak ketat sih, cenderung banyak yang nggak mau π) dokter kecil dan lolos (yeaay!). Ada piketnya loh...pakai jas ala dokter gitu..diajarin ngerawat luka de el el...nah kalau piket berharaaap banget ada yg sakit, jatuh..atau apalah yang bisa dirawat/ditanganin (jahat ya π)
Ya..kan nggak seru kalau piket cuma duduk-duduk aja sama dokter kcil lainnya yang kadang cowok...sayang banget udah pake jas keren-keren cuma buat nampang depan mereka (aseli...takut pada naksir π)
Nah...ketika jadi ibu rumah tangga...maka kita pun berhasil jadi dokter,, dokter keluarga.. tapi bukan rujukan bpjs. Pasiennya dari bayi sampe dewasa...kdg juga lansia. Kadang jadi spesialis anak, kadang spo, tgantung sikonlah (canggih kan? π)
Kerasa itu pas ada anggota keluarga yang sakit...nah langsung deh naluri dokter (sisa-sisa jadi dokter kecil dulu π) bekerja...
Kita sibuk periksa...cek-cek suhu...identifikasi penyakit, menyusun treatment do and don't nya..sampai periksa pup nya...kalau dokter pada umumnya perlu beri rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut, kita mah semuanya ditekel sendiri πππ
Kita mendadak super sibuk..habis buat masakan khusus orang sakit..kita nggak cuma memastikan menunya sampai ke pasien...dengan dedikasi tinggi kita pastikan makanan itu masuk ke perut pasien (meski kadang dengan sedikit drama π).. Luar biasa kan? Mana ada RS yang memastikan makanannya dimakan sama pasien...bukan yang nunggu apalagi yang jenguk...sedang pasien makannya nasi padang atau gorengan πππ
Karena tidak punya ilmu yang memadai tentang kedokteran dan mengandalkan feeling semata serta bantuan halaman web hasil googling...maka bisa dipastikan ibu sebagai dokter keluarga memiliki tingkat bergantung pada Allah yang cukup tinggi. Misal saat mengolesi minyak habbatusauda untuk gatal-gatal si anak sambil berdoa "ya Allah...sembuhin ade ya Allah" berdoa kenceng-kenceng (suara dikerasin maksudnya tapi nggak usah sambil teriak juga), ternyata memiliki efek yang luar biasa di diri anak...anak jadi belajar bahwa sakit dan sembuh itu hanya Allah yang mampu memberi atau menghilangkan...pada akhirnya ketika kesembuhan datang dengan izin Allah si anak akan berkata "Allah baik ya...aku udah sembuh...nggak sakit lagi"
cerita ini bukan untuk menganggap ringan tugas para dokter ya...bu dan pak dokter...salam hormat saya...hanya menghibur para IRT seperti saya yang gagal jadi dokter π π
*efek hometreatmen anak-anak yang gantian sakit
Posting Komentar
Posting Komentar