RUMAH IDAMAN
Siapa tak ingin rumah idaman?
Siapa yang tak pernah sedikitpun
ingin memiliki rumah dengan desain, warna serta ukuran yang sesuai dengan
keinginan? Belum lagi bermacam furniture pengisinya serta pernak pernik
penghiasnya. Ah..saya sih..sering..hehehe
Jika bersilaturahmi ke rumah
tetangga, saudara atau teman ke rumahnya, biasanya ada saja yang membuat saya
ter-insight untuk meniru, atau sebatas ingin memiliki (biasanya harganya ga
murah jadi pengen aja, hehe).. nah.. melalui tulisan ini, saya ingin sedikit
berbagi tentang pengalaman saya menemukan rumah idaman, yang membuat saya
menjadi tidak tertarik untuk mempercantik rumah sendiri..hohoho apa ya…
Alhamdulillah, saya berkesempatan
mengalami hal berharga ini, qadarulloh, bisa jadi ini adalah cara Allah
mengingatkan saya, dan saya sangat bersyukur akan itu. Peristiwa yang agak aneh
sebenarnya. Bermula dari sebuah takdir bahwa saya salah menuliskan alamat untuk
mengirim barang yang saya pesan. Alamat harusnya bertuliskan bukit emerald
jaya, tempat tinggal saya. Entah kenapa ternyata saya menulisnya bukit kencana
jaya, komplek sebelah… walhasil paketnya nyasar.. syukur kurir JNE yang biasa
anter barang saya tanya beliau bilang pantes kemaren yang nerima bingung
katanya, tapi diterima juga (hadeuh,, syukur bukan barang berharga). Salah saya
memang, salah nulis alamat.
Berbekal ilmu kirologi yang
mendasarkan alamat saya blok C6 sedang di komplek sebelah tidak ada nama blok
tersebut, maka saya mengira-ira blok yang namanya mirip, terprediksi lah blok
CG, saya pun menelusuri gang tersebut. Sampailah saya di rumah kosong, no 3,
seperti rumah saya. Wah..sayang kosong, berarti tidak mungkin diantar ke sini,
karena kurir bilang sudah diterima ibunya. Saya pun melirik rumah sebelah,
rumah kecil di tengah-tengah rumah besar kanan kirinya. Rumah yang masih
bangunan asli dan sudah usang, eternit terasnya sudah rombeng-rombeng persis
rumah bapak ibu di bekasi dulu. Rumah yang sangat sederhana, sudah sangat
pantas untuk direnovasi. Kendaraan yang terparkir pun hanya sebuah sepeda mini
sederhana, kontras dengan kanan-kirinya yang sepeda motor ataupun mobil yang
masih bagus.
Saya mendekat, sebelum mengucap
salam saya sempat mendengar ayat-ayat Al Qur’an, bukan dari murottal, tapi
dibaca langsung, suaranya sih suara anak-anak. Beberapa menit saya dengarkan,
kebetulan surat yang dibaca adalah surat Maryam, salah satu surat favorit saya
yang dari sana saya dapatkan nama anak kedua kami, Hafiyya. Setelah mengetuk
pintu dan mengucap salam terbukalah pintu rumah itu, dibaliknya ada anak
perempuan seusia kira-kira kelas 4 atau 5 sekolah dasar (saya pernah mengajar
di sd jadi sering bertemu anak-anak usia sd). Di belakangnya menyusul adiknya
yang lebih kecil, mungkin masih taman kanak-kanak. Keduanya perempuan, seperti
anak-anak saya (saat itu hafiy masih bayi dan faqih belum lahir). Saya tanyakan
apakah ibu atau ayahnya ada di rumah. Sayangnya, orangtua mereka sedang keluar.
Saya juga tanyakan tentang kemungkinan paket yang diantarkan ke rumah tersebut,
Alhamdulillah mendapat titik terang. Anak yang besar mengatakan sempat ada yang
mengantar, namun karena teruntuknya ibu Mya maka ditolak, di sana tidak ada
yang bernama Mya. Anak tersebut mengatakan mungkin di antar ke rumah
sebelahnya. Benarlah, paket itu ada di sebelah kanan rumah kosong, dan saya
ambil setelah berbincang-bincang dengan pemilik rumah.
Lalu, di mana rumah idaman nya??
Hehehe maafkan saya yang suka lompat-lompat kalau bercerita. Rumah idamannya
ada di rumah yang saya datangi pertama…ya..rumah sederhana dan sudah usang
itu…bukan, tentu saja bukan kondisi rumahnya, luas tanahnya apalagi furniture
dan pernak pernik di dalamnya. Sungguh..rumah itu sangat..sangat sederhana.
Tidak ada satu pun dari rumah itu yang saya ingin contoh atau miliki. Di mana
idamannya? Ada di penghuninya.. ya, hari itu saya pulang ambil paket dengan
mata basah.. bukan karena paket saya diambil orang loh…sudah saya dapatkan utuh
kok,, tetapi karena saya tertampar dengan rumah tadi..rumah sederhana yang
isinya mewah…mewah? Ya..mewah..investasi luar biasa di akhirat kelak. Saat itu
sedang libur sekolah, karenanya saya juga tidak masuk mengajar (waktu itu saya
masih mengajar). Anak-anak perempuan tadi sedang libur sekolah,, di rumah
sedang tidak ada orangtua yang menunggui, tapi aktifitas yang mereka lakukan di
rumah? Baca al Qur’an… Allah… cinta sekali mereka pada kalam-kalam Mu…
Sungguh saya sangat iri… sungguh
tidak ada yang membuat saya berkeinginan akan rumah itu dari segi fisik kecuali
bahwa penghuninya adalah orang-orang yang menghidupkan rumah mereka dengan
bacaan al Qur’an. Ya Rabb, Engkau amanahi aku dengan dua orang putri sama
seperti penghuni rumah tadi…semoga Engkau mudahkan mereka membaca, mempelajari
serta mengamalkan al Qur’an. Rumah kami masih jauh lebih baik dari rumah tersebut
(meski ga lebih bagus dari rumah tetangga sebelah, :p), tapi peristiwa ini
mengingatkanku bahwa kondisi fisik rumah janganlah selalu menjadi perhatian
utama.. ingatlah untuk menghiasinya dengan penghuni yang senantiasa gemar
membaca al Qur’an, karena sebagus apapun rumah akan seperti kuburan jika tidak
dibacakan al Qur’an di dalamnya, maka ia akan seperti kuburan;
Dalam sebuah hadits disebutkan
“semoga aku tidak mendapatkan
salah seorang di antara kalian meletakkan salah satu kakinya di atas kakinya
yang lain, sambil bernyanyi dan meninggalkan surah al baqarah tanpa membacanya.
Sesungguhnya syaitan akan lari dari rumah yang didalamnya dibacakan surah al
baqarah. Sesungguhnya rumah yang paling kosong adalah bagian dalam rumah yang
hampa dari kitab Allah (Al Qur’an).”
[HR. An nasa’i]
Jadikan kami orang-orang yang
rajin sholat, dzikir dan membaca kalam-kalam Mu ya Allah..agar terang benderang
menhiasi rumah kami, agar mampu mendatangkan rahmat dan ridhoMu, aamiin
Ya Allah bombing kami…
-mya-
Rumah yg secara fisik sederhana tapi didalamnya luar biasa mewah yaa... keep writing ummi ..
BalasHapusSetuju mbak mya.. Semoga kita dikarunia anak2 yang cinta Al Quran dan menghiasi rumah kita dengan bacaan Al quran
BalasHapusSy bacanya jadi ikutan basah.... smoga anak keturunan kita smua seperti itu...cinta Allah dg sllu membaca kalam2 Nya.... Aaamiiin
BalasHapus